10.17.2008

Pabrik Kertas Terpukul

Krisis Finansial Turunkan Permintaan
Jumat, 17 Oktober 2008 00:34 WIB

Pekanbaru, Kompas - Dampak krisis finansial global mengakibatkan pabrik pulp dan kertas terbesar di Tanah Air, PT Riau Andalan Pulp and Paper dan PT Indah Kiat Pulp and Paper, harus mengurangi produksi karena kurangnya permintaan dari luar negeri.
”Pengurangan produksi kami mencapai 30 sampai 40 persen dan kami tidak tahu kondisi ini akan berlangsung sampai kapan,” ujar Rudi Fajar, Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), yang dihubungi Kamis (16/10).

Dengan berkurangnya kapasitas sampai 40 persen, Rudi mengatakan, pihaknya hanya mengoperasikan satu dari dua pabrik yang terpasang. Selain itu, manajemen telah melakukan sejumlah penghematan di segala bidang.

”Kami hanya tidak melakukan penghematan untuk penyediaan bahan baku, bahan bakar, dan gaji pegawai. Sementara dalam bidang-bidang yang lain, seluruhnya sudah dilakukan penghematan, misalnya mengurangi perjalanan dinas dan lain-lain,” tegas Rudi.
Efisiensi

Secara terpisah, Humas PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP), Nurul Huda, mengatakan, pihaknya masih mengoperasikan dua pabrik. Meski demikian, pihaknya juga telah melakukan efisiensi di segala bidang.

Menurut Nurul, PT IKPP sedang mencari pasar baru selain Eropa dan China yang selama ini mendominasi pasar ekspor.

”Kami akan berupaya membuka pasar Timur Tengah yang mungkin tidak terlalu terkena imbas krisis global,” katanya.

Meski sudah melakukan efisiensi, baik PT RAPP dan PT IKPP belum bermaksud mengurangi karyawan dengan jalur pemutusan hubungan kerja. Namun, Rudi mengatakan, pihaknya terpaksa memutus kerja sama dengan beberapa kontraktor karena berkurangnya produksi.
”PHK merupakan jalan terakhir. Namun, kami tidak tahu dengan karyawan kontraktor apakah sudah ada pemutusan hubungan kerja,” kata Rudi.

Adapun, Nurul mengatakan, kontraktor yang sudah memiliki surat perintah kerja tetap bekerja sesuai kontrak. Namun, kontraktor yang belum memiliki SPK akan dievaluasi kembali. Bila pekerjaan masih dikategorikan prioritas akan dilanjutkan, tetapi kalau masih dapat ditunda akan diberhentikan sementara.

Membantah
Nurul membantah rumor yang beredar di Pekanbaru bahwa PT IKPP akan merumahkan 800 karyawannya bila krisis belum berakhir dalam dua bulan ke depan.
”Belum, kami belum akan melakukan PHK. Mudah-mudahan, krisis segera berakhir,” kata Nurul.

Menurut Rudi, beberapa pembeli luar negeri sebenarnya masih berkeinginan membeli pulp dari PT RAPP.

Namun, tidak ada kejelasan bagaimana skema pembayaran. Daripada nantinya pembayaran macet, PT RAPP belum dapat melakukan pengiriman.
Di pasar internasional, kata Rudi, harga pulp saat ini telah anjlok lebih dari 30 persen. Harga sebelumnya mencapai 850 dollar AS per ton, tetapi saat ini tinggal 550 dollar AS.
PT RAPP dan PT IKPP adalah dua produsen pulp dan kertas yang terbesar di Indonesia. Produksi dua perusahaan ini mencapai 65 persen dari total produksi nasional. Produksi PT IKPP dan PT RAPP mencapai 4 juta ton per tahun. (SAH)

Tidak ada komentar:

Kehancuran Hutan Akibat Pembuatan HTI di Lahan Gambut
Kanalisasi

Bekas Kebakaran

 Kanalisasi Kanalisasi