JAKARTA, SELASA - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) bekerjasama dengan Stimson Center, lembaga non profit yang berbasis di Washington, AS melakukan proses penjajakan berbagai solusi terhadap maraknya aksi pembalakan liar di Indonesia. Kedua pihak bersepakat, bahwa untuk memberantas pembalakan liar yang terjadi di Indonesia harus didukung oleh negara lain.
"Karena kasus seperti pembalakan liar atau juga kebakaran hutan tidak akan mungkin selesai tanpa didukung oleh negara lain. Sebab dalam kasus ini melibatkan banyak faktor, eksternal maupun internal," kata pakar lingkungan Universitas National Australia (ANU), Budi P. Resosudarmo Ph.D. di kantor CSIS, Jakarta, Selasa (29/7). Faktor dimaksud antara lain, perdagangan kayu ilegal selalu melibatkan transaksi lintas negara. Sebagian masyarakat juga tidak begitu paham akan fungsi hutan.
Masalah-masalah yang dihadapi kebanyakan negara di Asia dibahas dalam acara Natural Resources Workshop yang berlangsung di Jakarta, 28-29 Juli 2008. CSIS dan Stimson Centre mengundang perwakilan LSM di beberapa negara Asia antara lain dari Bahrain, Bangladesh, India, Kamboja, Pakistan, Srilangka, Thailand, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Ke depan, mereka akan terus menjalin komunikasi dan konsolidasi serta berupaya memberikan masukan kepada semua negara, khususnya yang berada di kawasan Asia untuk saling bantu-membantu dalam mencegah terjadinya pembalakan liar. Di samping itu, mereka juga akan memberikan masukan tentang pemeliharaan dan pengolahan SDA yang baik dan benar kepada negara di kawasan Asia.(C11-08)
http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/29/20181877/pembalakan.liar.hutan.di.indonesia.harus.diselesaikan.bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar