Kabupaten Pelalawan menjadi 'pamuncak' untuk masalah kebakaran hutan dan alam di Riau. Namun tidak tertutup kemungkinan di kabupaten lain terdapat banyak titik api. Untuk menanganinya, KSDA membentuk Brigdalkarhut dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Riauterkini-PEKANBARU-Kasubdin Pengendalian Kerusakan Lingkungan Bapedalda Riau, Arbaini dalam kegiatan kunjungan jurnalistik tentang stop asap 2008 di Riau di Ibis Hotel Kamis (4/9) mengungkapkan bahwa untuk tingkat kerawanan karhutla di Riau, Kabupaten/Pelalawan menjadi 'pamuncaknya'. Bapedalda Riau di beberapa tahun terakhir mencatat temuan titik api di kabupaten Pelalawan tertinggi dibandingkan titik api di kabupaten lain di Riau.
Katanya, selain kabupaten Pelalawan, kabupaten lainnya juga termasuk menjadi daerah rawan karhutla. Diantaranya adalah Rohil, Inhu dan Inhil. Daerah lain menurut Arbaini juga ditemukan banyak titik api kendati tidak terlalu banyak.
"Kita mendapatkan data dari National Oceanic Atmosphere Administration (NOAA) tentang titik api. Lalu kita konverskan dengan data penggunaan kawasan lahan. Data menyebutkan bahwa kawasan terbakar tertinggi adalah dari areal penggunaan lain (APL). Kemudian kawasan kebun, lalu kawasan HTI dan eks HPH," katanya.
Menurut Arbaini, kebakaran yang paling sulit dilakukan penanganan adalah kebakaran hutan dan alam di kawasan gambut. Karena karakteristik lahan gambut yang unik membakar lahan dari lapisan bawah gambut. kendati di atas tidak nampak, tetapi di lapisan bawah gambut sudah terbakar luas.
Data Direktorat PKH Departemen Kehutanan RI mencatat bahwa sejak tahun 2000 hingga 2008, tahun 2005 dan 2006, hotspot yang terpantau paling tinggi. Tahun 2005 hotspot tercatat sebanyak 22.630 titik api dan tahun 2008 tercatat 11.526 titik api. Sementara Hotspot di Riau hingga 23 Juni 2008 tercatat 1.488 titik api.
Untuk melakukan penanganan karhutla, Kepala BKSDA Riau mengatakan bahwa akan memberdayakan anggota Manggala Agninya sebanyak 240 personil. Anggota Manggala Agni itu dibagi per kelompok sebanyal 15 orang.
"Ada 16 kelompok Brigdalkarhut dibawah Koordinasi BKSDA Riau. Kelompok-kelompok tersebut dioperasionalkan di kawasan Pekanbaru, Siak Dumai dan Rengat," katanya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang upaya minimalisasi pembukaan lahan dengan cara membakar. Terutama di kawasan lindung gambutt. "Saya yakin, kebakaran hutan yang terjadi tidak sendirinya. Pasti ada yang 'membakar'. Untuk itu perlu dilakukan penegakan hukum yang tegas," katanya.
Bukan hanya itu, tambahnya, BKSDA juga mencoba untuk melakukan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat (Masyarakat Peduli Api/MPA) di sekitar kawasan hutan agar dapat melakukan tindakan antisipatif dan persuasif.***(H-we)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar