11.09.2008

Indonesia Penghasil Emisi Keempat Sedunia, Greenpeace Serukan Moratorium

October 6th, 2008 Oleh Redaksi

greenpeace-log.jpgAkibat deforestasi, saat ini Indonesia menjadi pengemisi gas rumahkaca terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Cina dan Brazil. Pemerintah dan industri seharusnya bisa menyelamatkan hutan Indonesia dan iklim dunia, bukan terus menebanginya dan memperburuk krisis iklim. Greenpeace menyerukan agar penerapan moratorium terhadap segala bentuk konversi hutan musti segera dilakukan pemerintah Indonesia.

Hari ini, kapal Greenpeace Esperanza tiba di Jayapura Papua untuk memulai kampanye "Hutan Untuk Iklim" dengan berlayar di perairan Indonesia hingga tanggal 15 November 2008. Papua merupakan "benteng terakhir" hutan alam asli di Indonesia dan juga pulau terakhir yang menjadi sasaran penebangan besar-besaran demi perluasan perkebunan kelapa sawit, pembalakan dan industri lainnya.

Juru Kampanye Hutan, Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maitar, mengatakan bahwa hutan Indonesia terus menyusut dengan laju yang mengkhawatirkan demi komoditas tertentu, seperti kelapa sawit. Penghancuran hutan tersebut tentu saja menimbulkan bencana bagi masyarakat, budaya dan keanekaragaman hayati. "Deforestasi juga melepas sekitar 20 persen dari emisi gas rumah kaca dunia setiap tahun, memperburuk perubahan iklim," ungkapnya.

Ekspansi perkebunan kelapa sawit besar-besaran saat ini, menurut Maitar, adalah pendorong terbesar deforestasi di Indonesia. Sebagian besar perkebunan ini berada di wilayah hutan rawa gambut yang kaya kandungan karbon. Ketika hutan rawa gambut dibuka dan dibakar, sama halnya dengan mengaktifkan bom karbon, yang mampu melepas hampir dua milyar ton karbondioksida per tiap tahun.

Untuk itu, Greenpeace menyerukan agar pemerintah Indonesian segera menerapkan moratorium terhadap semua bentuk konversi hutan, termasuk perluasan perkebunan kelapa sawit, industri penebangan dan faktor pendorong lain dari deforestasi. "Hal ini tidak hanya akan memperlambat emisi gas rumah kaca, tetapi juga menjaga kekayaan keanekaragaman hayati dan melindungi kehidupan masyarakat yang bergantung pada hutan di seluruh Indonesia," jelas Shailendra Yashwant, Direktur Kampanye Greenpeace Asia Tenggara.

"Kapal Esperanza membawa pesan 'Melindungi Hutan, Menyelamatkan Iklim'. Hutan tropis dan hutan gambut memegang peran penting dalam pengaturan iklim global. Saat hutan dirusak, kita mengalami kerugian ganda, pertama karena hilangnya hutan sebagai penyerap emisi, dan kedua deforestasi sendiri melepaskan gas rumahkaca dalam jumlah
luarbiasa besar. Kita membutuhkan hutan yang luas untuk memerangi perubahan iklim dan menjaga planet ini," tuntas Bustar. ***)

http://beritahabitat.net/2008/10/06/indonesia-penghasil-emisi-keempat-sedunia-greenpeace-serukan-moratorium/

Tidak ada komentar:

Kehancuran Hutan Akibat Pembuatan HTI di Lahan Gambut
Kanalisasi

Bekas Kebakaran

 Kanalisasi Kanalisasi