11.09.2008

Kapal Greenpeace Esperanza akan berlayar ke Indonesia dalam bagian tur "Hutan untuk Iklim", mulai 6 Oktober hingga 15 November 2008.

Kapal Esperanza (Foto: Greenpeace.com)
JAKARTA - Kapal Greenpeace Esperanza akan berlayar ke Indonesia dalam bagian tur "Hutan untuk Iklim", mulai 6 Oktober hingga 15 November 2008.

Kapal yang dinakhodai Kapten Madeline Habib itu akan tiba di Jayapura, Papua, untuk menyoroti lebih mendalam masalah pertahanan hutan alam asli terakhir di Indonesia.

"Hingga saat ini kapal masih berada di Papua Nugini. Tanggal 6 Oktober kapal Esperanza akan membawa spanduk yang bertuliskan 'Stop Penghancuran Hutan, Stop Penghancuran Iklim'," kata Media Campaigner Nabiha Shahab kepada okezone, Minggu (28/9/2008).

Menurut Nabiha Shahab, Ezperanza akan mengangkut sekira 33 awak Greenpeace dan dijadwalkan akan mengadakan pertemuan dengan Gubernur Papua Barnabas Suebu dan Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi.

"Kami akan mendokumentasikan dan mendata tentang status kerusakan hutan di Indonesia. Akhir November kami akan langsung ke Jakarta, dan kalau tidak ada halangan kami akan berdialog dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kami masih mencoba mengonfirmasinya," kata Nabiha.

Juru Kampanye hutan Greenpeace Asia Tenggara Bustar Maitar mengatakan, hutan Indonesia makin menyusut dengan kecepatan yang luar biasa. Di Indonesia, hutan gambut dihabisi oleh pembalakan, pengeringan, dan pembakaran untuk memberi tempat bagi perkebunan kepala sawit.

Di beberapa tempat, hutan gambut ini kedalamannya mencapai lebih dari 12 meter. Saat hutan gambut dibuka dan dibakar, hal ini bagaikan mengaktifkan bom karbon, dengan melepas hamper dua miliar ton karbondioksida yang berbahaya tiap tahunnya.

"Penghancuran hutan merusak masyarakat, kebudayaan, dan keanekaragaman hayati. Deforestasi juga melepas sekira 20 persen dari emisi gas rumah kaca dunia tiap tahunnya, dan menyumbang memburuknya perubahan iklim. Jumlah ini lebih banyak dari emisi dari mobil, truk, kereta api, kapal laut, dan kapal terbang di seluruh dunia pada 2004," papar Bustar Maitar.

Selain itu, Maitar mengatakan, hutan tropis menyimpan karbon yang disimpan di dalam tanah dan pepohonan. Seperti spons, mereka menyerap karbondioksida yang dilepas ketika bahan bakar fosil dibakar untuk keperluan energi.

"Kita memerlukan hutan yang luas untuk menyerap gas rumah kaca, memerangi perubahan iklim, dan melindungi planet ini," cetusnya.

Terkait hal itu, Direktur Kampanye Greenpeace Asia Tenggara Shailendra Yashwant mengatakan, Esperanza hadir di Indonesia untuk menyerukan pada pemerintah Indonesia untuk menerapkan moratorium secepatnya bagi semua bentuk konversi hutan, termasuk untuk penebangan industrial, ekspansi perkebunan kelapa sawit, dan berbagai penyebab deforestasi.

Hal ini dibutuhkan untuk membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, melindungi kekayaan keanekaragaman hayati tropis, dan melindungi kehidupan jutaan orang yang hidup dan bergantung pada hutan di seluruh Indonesia.

Esperanza merupakan kapal terbesar dalam armada Greenpeace. Kapal ini diluncurkan pertama kali pada Februari 2002, saat kampanye penyelamatan hutan alam asli "Ancient Forests Save or Delete". Kapal tersebut memiliki panjang 72 meter dan kecepatan maksimum mencapai 16 knot. (jri)

http://techno.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/09/28/56/150039/kampanye-hutan-kapal-greenpeace-ke-indonesia/kampanye-hutan-kapal-greenpeace-ke-indonesia



Tidak ada komentar:

Kehancuran Hutan Akibat Pembuatan HTI di Lahan Gambut
Kanalisasi

Bekas Kebakaran

 Kanalisasi Kanalisasi