12.26.2008

PT AA dan Massa SPR Diminta Menahan Diri

Rabu, 26 Desember 2007

PINGGIR — Konflik berkepanjangan antara pihak masyarakat yang diwakili Serikat Tani Riau (STR) dengan PT Arara Abadi soal lahan klaim lahan HPHTI di Km 42 Dusun Suluk Bongkal, Desa Tasik Serai, Kecamatan Pinggir, yang menurut masy gan, telah menimbulkan efek luar biasa.


Disharmoni seperti insiden penebangan tanaman akasia milik PT Arara Abadi oleh kelompok masyarakat, sebenarnya bukan berita baru lagi. Bahkan sejak kasus tuntutan inclave mengemukan beberapa tahun lalu, aksi penebangan sudah pernah terjadi. Namun yang disayangkan, perseteruan ini seakan sengaja dipelihara. Bukan sekedar menuduh, akan tetapi jika pihak-pihak terkait serius menanggapinya, tidaklah suatu yang sulit, menginclave.

Menurut Amril Mukminin, anggota DPRD Bengkalis asal daerah Pemilihan Pinggir, konflik lahan di Desa Tasik Serai yang sempat memanas akhir-akhir ini hanyalah babak baru dari beberapa rentetan peristiwa di masa sebelumnya. ‘’ Kedua pihak ngotot pada pendirian masing-masing. Jadi sulit dicarikan titik temunya. Mustinya sampai ada keputusan dari pusat, kedua pihak sebaiknya bisa menahan diri. Karena kasus lahan tersebut, kewenangan dari pusat. Disanalah peta HPHTI itu dibuat. Daerah (Riau) dalam hal ini hanya sebagai mediator, mengantarkan persoalan ini ke pusat,’’ ujar Amril.

Upaya penyelesaian konflik juga pernah beberapa kali ditempuh baik itu dari pihak pemerintah daerah Bengkalis termasuk kecamatan Pinggir dan pihak terkait lainnya. Tapi sejauh ini belum diperoleh keputusannya.

‘’ Secara rinci, saya tidak tahu pasti, sejauh mana pembicaraan rencana inclave untuk perkampungan, Saya sendiri kurang memperoleh informasi yang jelas. Setahu saya, beberapa waktu lalu, tuntutan masyarakat sudah disampaikan ke pihak yang berkompeten,’’ kata Amril seadanya.

Terlepas argumen pihak mana yang benar, Amril menegaskan hingga turun keputusan dari pihak pusat (Jakarta), sebaiknya antara pihak kelompok masyarakat dan PT Arara Abadi, bersabar. ‘’ Kalau emosi yang diperturutkan, keadaan tidak akan membaik, malah semakin keruh. Kepada pemerintah daerah juga diharapkan ikut membantu penyelesaian konflik ini agar jangan sampai berlarut,’’ ungkapnya.

Insiden kehadiran helikopter PT Arara Abadi di Suluk Bongkal yang sempat menimbulkan dua persepsi bertolak belakang, masih kata Amril, tidak perlu diperpanjang dan digadang-gadangkan. ‘’ Kepada pihak keamanan, sejauh ini telah bertindak tepat, mengamankan situasi tetap kondusif,’’ imbuhnya.(usa)
http://www.dumaipos.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3314&Itemid=2

Tidak ada komentar:

Kehancuran Hutan Akibat Pembuatan HTI di Lahan Gambut
Kanalisasi

Bekas Kebakaran

 Kanalisasi Kanalisasi